Sekarang
kita akan membahas tentang Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis
adalah komunikasi nonverbal. Menurut teory antropolongi, sebelum manusia
mengunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, atau
lebih dikenal dengan bahasa isyarat sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan
komunikasi nonverbal.
a.
Tersenyum
dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan
penghormatan.
b.
Membuang
muka untuk menunjukkan sikap tidak senang terhadap orang lain.
c.
Menggelengkan
kepala untuk menunjukkan sikap menolak.
Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu
kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang, benci,
cinta, rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi
nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal di dalam hal yang cukup mendasar.
Komunikasi nonverbal berbeda dengan
komunikasi verbal dalam hal penyampaian pesan. Pada komunikasi nonverbal pesan
disampaikan secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu secara
verbal, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin
dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan “tolong, bukakan pintu itu,”
maka pada saat itu seseorang dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud
tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara nonverbal, ia seringkali
melakukan secara tidak sadar. Contohnya mengerutkan dahi/mengedipkan mata
secara tidak sengaja/otomatis.
1.
Pentingnya
komunikasi Nonverbal
Meskipun komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang
terstruktur, namun komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar
daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat
penting terutama dalam menyampaikan perasaan dan emosi.
Apa kebaikan atau keunggulan dari komunikasi nonverbal? Salah satu
kebaikan komunikasi nonverbal adalah reliabilitasnya,
yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pesan-pesan yang
disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat dan sejenisnya. Secara
umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata daripada
menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan
kata-kata akan lebih mudah pengendaliannya, sedangkan penggunakan bahasa
isyarat (gerakan badan/tubuh) ataupun ekspresi wajah cenderung lebih sulit
mengendalikannya. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang spontanitas, tanpa
pikir panjang. Anda mendengar berita menyenangkan, ekspresi wajah Anda cerah,
bak tanpa beban. Namun, Anda mendengar berita yang menyusahkan tentang diri
Anda, keluarga Anda, atau teman karib Anda, maka dengan cepat ekspresi wjah
Anda tanpa ada yang menyuruh, spontan murung, lesu, lemah, tak bergairah
seolah-olah hampa dunia ini.
Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi
kecurangan atau menegaskan kejujuran si pembicara. Maka, tidaklah mengherankan
bila seseorang lebih percaya isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang
disampaikan melalui isyarat verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi
kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, seseorang tak dapat
menutup-nutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya melalui ekspresi wajahnya.
Manakala wajahnya murung atau cemberut, maka seseorang akan dapat menduga bahwa
dia sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga atau
masalah tugas kantor, dan sejenisnya.
Komunikasi nonverbal juga penting artinya bagi orang lain, karena ia
lebih efisien baik bagi pengirim maupun penerima pesan. Anda dapat menyampaikan
suatu pesan nonverbal tanpa harus berfikir panjang, dan audience Anda dapat
menangkap arti secara tak sadar. Coba Anda perhatikan para petugas
sinoman di suatu acara resepsi. Para sinoman menggunakan bahasa isyarat
tertentu yang dapat dipahami oleh teman-temannya untuk mengkoordinasikan
tempat-tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan ataupun
minuman. Contoh lain, ketika Anda memanggil teman Anda yang sedang asyik
ngobrol dengan temannya di suatu tempat yang agak jauh, maka Anda dapat
menggunakan isyarat nonverbal seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan
Anda.
Coba Anda kembangkan contoh-contoh lain yang sering Anda temui dalam
pergaulan sehari-hari di tempat kerja Anda.
2.
Tujuan komunikasi
Nonverbal
Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun ia seringkali
berkaitan erat dengan ucapan (lisan). Dalam artian bahwa sering terjadi
penggabungan antara komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu situasi
tertentu. Kata-kata yang disampaikan dalam suatu percakapan membawa sebagian
dari suatu pesan. Sedangkan bagian yang lain adalah sinyal-sinyal nonverbal.
Apabila Anda mengamati acara "Dunia Dalam Berita" di TVRI, Anda akan
dapat memperhatikan kombinasi komunikasi baik itu verbal maupun nonverbal. Coba
Anda perhatikan!
Menurut John V. Thil tujuan komunikasi nonverbal antara lain:
- Untuk menyediakan / memberikan informasi
- Untuk mengatur alur suatu percakapan.
- Untuk mengekspresikan emosi.
- Untuk memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal.
- Untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
- Untuk mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya mengajar seseorang untuk memperlancar permainan golf.
Bagaimana relevansi komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis? Komunikasi
nonverbal juga mempunyai peranan yang penting dalam dunia bisnis. Ia dapat
membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika
seseorang dapat belajar mengelola kesan yang telah dibuat dengan bahasa
isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan, maka
seseorang akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan kata lain,
seorang manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik.
Ia harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan bisnisnya kepada para
bawahannya, pada saat kapan suatu pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan, dan
kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan
Lebih lanjut, jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal
yang disampaikan orang lain, maka ia akan dapat menafsirkan maksud maupun sikap
mereka secara lebih akurat dan lebih tepat. Apabila Anda berurusan dengan para
karyawan, klien, ataupun para konsumen, coba perhatikanlah secara seksama
pesan-pesan yang mereka sampaikan. Apabila sikap karyawan Anda menunjukkan
gejala-gejala kurang atau menurun semangat kerjanya, sering melakukan mogok
kerja, mogok makan, maka apa dan bagaimana langkah-langkah yang perlu Anda
lakukan? Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa pentingnya seorang
pemimpin harus peka terhadap sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh
bawahannya.
Referensi : Djoko Purwanto,
Komunikasi Bisnis, Erlangga
http://dipisolo.tripod.com/content/silabus/kombis.htm
No comments:
Post a Comment