1. Ruang Lingkup Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau
aktivitas perusahaan. Strategi yang dapat
diambil antara lain adalah menghindari risiko, memindahkan risiko, mengurangi
efek negatif risiko dan menampung sebagian atau seluruh konsekuensi atas risiko
tertentu.
Risiko dalam Manajemen Risiko diklasifikasikan kedalam :
- Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
- Risiko eksternal factor –faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa. Lingkungan eksternal menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
- Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.
- Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan
Ada dua pendekatan dalam penanggulangan risiko:
1.
Pengendalian Risiko (Risk Control)
Pengendalian risiko dijalankan dengan metode
berikut:
a.
Menghindari risiko
Menghindari
suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari exposure,
dengan cara:
·
Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan
kegiatan yang mengandung risiko, walaupun untuk sementara.
·
Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur
diterima atau segera menghentikan yang mengandung risiko.
b.
Mengendalikan Kerugian (Loss Control)
1.
Melakukan
tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian
·
Program
pencegahan kerugian adalah berusaha untuk mengurangi atau kalau bisa
menghilangkan kesempatan terjadinya kerugian
·
Program
pengurangan kerugian adalah untuk mengurangi keparahan potensil dari suatu kerugian
2.
Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya:
Dua pendekatan dalam program ini:
a.
Pendekatan
engineering
b.
Pendekatan
hubungan kemanusian
c.
Pemisahan
Pemisahan adalah memisahkan penepatan dari
harta yang menghadapi risiko yang sama, dengan maksud untuk mengurangi jumlah
kerugian akibat suatu peril.
d.
Kombinasi atau pooling
Kombinasi atau pooling adalah menambah
banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan , dengan tujuan agar
kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih
kecil.
e.
Pemindahan Risiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan cara:
·
Hak
milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dopindahkan kepada pihak lain,yang
dinyatakan dengan transaksi atau kontrak
·
Risikonya
sendiri yang dipindahkan.
2.
Pembiayaan Risiko (Risk Financing)
Pengendalian
risiko dapat dilakukan dengan menyediakan dana yang berhubungan dengan
cara-cara pengadaan dana untuk menanggulangi kerugian. Cara-cara pengadaan dana untuk mengendalikan kerugian
diantaranya:
A. Memindahkan Risiko dengan Pembiayaan (Risk
Financial transper)
Pemindahan risiko melalui pembiayaan adalah
penanggung harus mencari dana eksternal
untuk membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar-benar
terjadi dikarenakan oleh peril yang dipindahkan.
B. Meretensi (Risk Retention)
Meretensi artinya perusahaan menanggung sendiri
risiko finansial dari suatu peril, ini
adalah bentuk penanggulangan risiko yang paling banyak.
Beberapa alasan
melakukan retensi:
·
Merupakan
keharusan, karena tidak ada alternatif lain
·
Berdasarkan
pertimbangan biaya, dimana memindahkan risiko lebih mahal dibandingkan dengan
kemungkinan besarnya kerugian
·
Bila
perkiraan expected loss dari manajer risiko lebih rendah dari perkiraan perusahaan asuransi
·
Prinsip Opportunity cost, dimana manajer
risiko berpendapat bahwa penggunaan dana untuk investasi lebih mengguntungkan
daripada bayar premi.
·
Kualitas servis dari penanggung dianggap kurang
memuaskan, dibandingkan bila ditangani sendiri.
3. Manfaat Manajemen Risiko
Beberapa pendapat dari berbagai
tokoh mengenai Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko.
Menurut (Mok et al., 1996) manfaat manajemen risiko antara
lain:
1.
Berguna untuk mengambil keputusan dalam
menangani masalah-masalah yang rumit.
3.
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan
keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
4.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk
menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
5.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk
memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
6.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika
untuk membuat keputusan.
7.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan
masalah.
8.
Memungkinkan analisa yang cermat dari
pilihan-pilihan alternatif.
Menurut Darmawi, (2005, p. 11)
Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam
5 (lima) kategori utama yaitu :
1.
Manajemen risiko mungkin dapat mencegah
perusahaan dari kegagalan.
2.
Manajemen risiko menunjang secara langsung
peningkatan laba.
3.
Manajemen risiko dapat memberikan laba secara
tidak langsung.
4.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang
disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu.
5.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari
risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai
perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan
public image.
Manfaat manajemen risiko dalam
perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu
atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain sebagai
berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).
a.
Survival
b.
Kedamaian pikiran
c.
Memperkecil biaya
d.
Menstabilkan pendapatan perusahaan
e.
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi
perusahaan
f.
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
g. Merumuskan
tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
4. Manfaat Asuransi dalam Kegiatan Ekonomi dan Sosial
Fungsi
Asuransi itu sendiri adalah memberikan perlindungan terhadap kemungkinan
terjadi kerugian pada masa mendatang. Menginvestasikan sebagian dari dana yang
terkumpul dari pemegang polis (berupa premi asuransi) ke dalam sektor ekonomi.
PENGARUH ASURANSI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-EKONOMI
1. Memberi Rasa Aman
2. Melindungi Keluarga dari Perpecahan
3. Menghilangkan Ketergantungan
4. Menjamin Kehidupan Wanita Karier
5. Kontribusi Terhadap Pendidikan
6. Kontribusi terhadap Lembaga-lembaga Sosial
7. Memberikan Manfaat untuk Pemupukan Kekayaan
8. Stimulasi Menabung
9. Menyediakan Dana yang Dibutuhkan untuk Investasi.
Referensi :
·
Ervita Safitri, S.E., M.Si “Penanggulangan
Risiko” www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/.../MJ315-112200-718-5.ppt.
·
jurnal-sdm.blogspot.com/.../manajemen-resiko-definisi-dan-manfaat.htm
·
http://deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-8-dampak-asuransi-terhadap-kehidupan-sosial-ekonomi-rm.pdf
No comments:
Post a Comment