Komunikasi (yang sulit)
Antara Bawahan dan Atasan
Jakarta,
AnggaBratadharma (12/5) - Komunikasi pada hakikatnya merupakan salah satu bidang studi yang
mungkin diantara lain diminati oleh para pelajar diberbagai belahan dunia.
Komunikasi memiliki peranan penting dalam sebuah kehidupan. Dengan komunikasi,
seseorang memperoleh apa yang diinginkan, terbatas pada apa yang diusahakan dan
apa yang dikatakan pada seseorang atau kelompok orang.
Manusia
yang mampu memerankan perananya dengan baik terkadang tidaklah cukup bila
ditempatkan pada posisi dalam sebuah kehidupan. Kemampuan yang dimiliki seseorang
tidak akan mampu tersalurkan dengan baik dan dipersepsikan secara baik oleh si
penerima pesan dari seseorang yang tidak pandai dalam berkomunikasi itu.
Elemen-elemen
yang penting dalam komunikasi itu sendiri perlu diketahui dengan baik, sehingga
pesan yang bermakna mendalam atau secara permukaan dapat terjadi dan bisa
diterima dengan baik. Elemen komunikasi itu sendiri, yakni Komunikator (pemberi
pesan) - Pesan - Media - Komunikan (penerima pesan) - feedback. Elemen ini
terkadang berubah seiring kondisi yang berbeda yang dialami oleh seseorang.
Pada
dasarnya seorang komunikasi itu harus bisa mengetahui dan menyadari betul
elemen-elemen komunikasi, sebelum nantinya masuk lebih dalam tentang apa itu
komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi
bisnis, komunikasi antar budaya, komunikasi politik, komunikasi organisasi, dan
komunikasi-komunikasi lainnya. Bila dasar sudah diketahui, maka akan lebih
mudah diketahui kepentingan dari sang pemberi pesan itu.
Berbicara
tentang komunikasi, salah satu sisi kehidupan yang perlu dimengerti betul ialah
bentuk komunikasi seorang pemimpin terhadap karyawan atau seorang leader kepada
sekelompok bawahannya. Hal ini penting dan sangat krusial karena sebab-sebab
yang cukup banyak dan utamanya berdampak kepada kinerja dari perusahaan itu
sendiri. Namun, sayangnya banyak sekali para pemimpin yang tidak pandai
berkomunikasi dengan bawahannya. termasuk di dalamnya berupa komunikasi
organisasi dan komunikasi politik.
Tidak
pandainya seorang pemimpin dalam membawa diri, dan tidak pandainya dalam
berkomunikasi biasanya mengantarkan pemimpin pada titik terbawah, yakni hanya
mengetahui sebuah perkembangan dipermukaan tanpa mengetahui secara mendalam psikologi
dan psikologi komunikasi seseorang yang bekerja di perusahaan sama atau menjadi
bawahanya.
Pada
akhirnya, banyak kebijakan yang tercipta adalah kebijakan-kebijakan tidak
populis atau kebijakan yang tidak menyentuh ranah sanubari para karyawan.
Biasanya dalam konteksi ini pemimpin cenderung menjadi buah bibir yang negatif
dan memunculkan stereotype berlebihan dari karyawan kepada pemimpin itu atau
dipukul rata kepada manajemen perusahaan.
Secara
akademisi, komunikasi antar atasan dan bawahan akan lebih mudah ketimbang
komunikasi antar bawahan kepada atasan. Alasanya sangat banyak dan tergantung
darimana konidisi perusahaan itu sendiri. Karena itu, pemimpin yang baik
idealnya ialah pemimpin yang mengerti betul siapa bawahannya. Bahkan, pemimpin
yang pandai ialah pemimpin yang mampu berkomunikasi dan mengkomunikasikan
keinginan bawahanya melalui kebijakan-kebijakan yang menyentuh perbaikan dan
motivasi serta kedisiplinan yang mengatur bawahan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment